Jumat, 20 Agustus 2010

Summer Time

Teng......Teng.....Teng.... Lonceng gereja St. Morinho sudah berdenting. Tanda bahwa sebuah upacara sakral akan dilaksanakan. Lee menundukkan wajhanya di kamar ganti. Ia merasakan kegagalan yang amat besar dalam dirinya. Belum sempat ia berdiri, datanglah Tuan Chen, Ayah Lee.

"Sudahlah, anakku. Gak perlu kamu terus-terusan memikirkan wanita yang tidak pernah mencintaimu. Lebih baik hidup dicintai tanpa mencintai, daripada mencintai sesuatu yang tidak ingin dicintai. Sadarilah kalau takdir kamu itu, ya ada di tangan Michelle."

"udah, dad.. aku ngerti. lagian, Summer dateng atau nggak, daddy tetep bakal ngelangsungin pernikahan ini kan?? Tenang aja, Summer gak bakal dateng. jadi aku gak bakal kabur."

Tuan Chen tersenyum mendnegar pernyataan putranya. Merekapun berjalan menuju altar pernikahan. Lee terlihat tidak bergairah di hari pernikahannya. Aileine yang melihatnya pun merasakan bahwa Lee sangat mencintai Summer. Jika ia memberitahu Lee apa yang terjadi pada Summer hingga tidak datang ke rumahnya kemarin, suaminya akan marah besar. Dan itu berarti ia harus menyakiti Michelle. Namun, apa Aileine rela melihat putra tiri yang begitu disayanginya menderita dalam pernikahan yang seharusnya indah??

"Baiklah, mempelai wanita dipersilahkan menuju ke depan altar."

Michelle mengenakan gaun yang begitu indah namun minim. Lee melihatnya sesaat dan menyadari sesuatu. Betul, gaun yang dikenakan Michelle adalah gaun rancangan Summer. Summer mempersiapkan rancangan ini untuk pernikahannya sendiri. Tapi mengapa bisa dikenakan Michelle??

"Kaget, Lee? hmm... I know what are you thinking about. This dress is exactly her design. Anggep aja, ini pembalasan aku atas pengakuan kamu sama Summer."

Lee yang mendengarnya bingung. Apa yang Michelle maksud? Mungkinkah Summer.....

Belum sempat Lee menegur Michelle, pintu gereja terbuka dengan seorang wanita yang muncul di tengah - tengah upacara. Pandangan semua oran pu tertuju pada wanita itu.

"Summer..... SUMMER!!!!"

"Baguslah, sempat..."

Ternyata Aileine tidak tega membiarkan Lee jatuh dalam penderitaan cinta. Aileine pun bergegas meyakinkan Summer dan memohonnya untuk datang ke pernikahan Lee.

"Apa-apaan ini??!! Summer! Lo gak boleh ngerebut Lee!! Lee.... kamu milik aku...kalo aku gak bisa milikin kamu, maka gak ada yang boleh!! Lee...LEE!!! Balik ke sini sekarang juga!!!"

"Sorry, dear... Kamu juga udah tahu. Gak ada yang lebih aku cintai daripada Summer!!"

"LEE!!! Apa-apaan kamu!! dad bilang balik kesini!! LEE!!"

Lee tidak menggubris perkataan ayahnya. Iapun membawa kabur Summer.

"Siapapun yang berhasil membawa Lee ke hadapanku. Akan kuhadiahkan uang 10 juta rupiah!!"

Mendengar janji Tuan Chen, para tamupun berusaha untuk menghalangi Lee. Namun, tidak ada yang bisa.

"Summer, Makasih kamu udah percaya sama aku...... Kamu... maukan menikah sama aku? jadi pendamping aku yang pertama dan terakhir??"

"Lee, aku udah mutusin untuk memiliki kamu. Apapun yang terjadi, gak peduli seluruh dunia menentang kita, aku bakal selalu ada di sisi kamu. I promise..."

Lee mencium Summer. Merekapun saling berpelukan. Summer menangis haru. Lee membawa Summer ke luar kota sementara. Dan melangsungkan pernikahan di majelis hukum. serta mendaftarkan diri di catatan sipil.. Mereka akhirnya bisa lega karena akhirnya bisa bersama sebagai sepasang suami istri. Namun, apa benar berkahir begitu saja??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar